Bab 13, Ketakutan Terdalam

 Mari bergabung bersama komunitas kampus kami. Belajar bahasa Arab dan ilmu syariah yang sejalan dengan wahyu. Membingkai ilmu dengan akhlak karimah, bersama lingkungan yang kondusif dan dosen berpengalaman. Pembelajaran full beasiswa 100%, syarat dan ketentuan berlaku.  


Setelah membaca kalimat terakhir ke sekian kalinya, Eliza menutup halaman website yang sudah terbuka selama berjam-jam. Ia memosisikan badan baring telentang, memandangi langit-langit yang penuh tempelan stiker di hadapannya. Pikirannya terbang entah ke mana, hingga suara azan sayup-sayup membangunkan kesadarannya. Ah, udah subuh aja. Ngantuk banget.


Beberapa saat kemudian, terdengar ketukan halus di pintu. Ingin sekali mengabaikan suara itu, hari ini saja. Tapi suara itu akan terus datang, mungkin dengan jeda lima sampai sepuluh menit. Rasa sungkan juga membuatnya memaksakan diri bangkit, dan  membuka pintu. Memberikan senyuman kecil pada sang pengetuk, lalu beranjak ke kamar mandi yang terletak di samping kamarnya. 


Kegiatan yang sudah lama sekali ia tak pernah lakukan, shalat subuh, kini menjadi rutinitas wajib akhir-akhir ini. Dingin air pagi yang menyentuh kulit selalu membuatnya terjingkat, tapi tetap saja ia hadapi setiap hari. Mereka kemudian membentuk saf di ruang tamu, Ummi di tengah sebagai imam diapit oleh Eliza dan Aisyah di samping kanan kiri. Dilanjutkan tadarus rutin bersama, yang sampai saat ini belum berhasil Eliza lalui tanpa ketiduran di atas mushafnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh