Persiapan Keberangkatan (2)

(bersambung dari tulisan sebelumnya)

Untungnya, rumah kami mendapat penyewa pengganti selama sebulan. Teman kami memutuskan untuk tinggal sementara, sebab mereka tidak berencana menetap lama di Mesir. Akan sayang sekali harus menyewa flat kosong dan membeli berbagai perabotan, lalu hanya ditinggali selama sebulan. Kami, terutama aku dengan senang hati mempersilahkan mereka menempati rumah. Urusan kulkas dan karpet tak harus kukerjakan saat itu juga. 

Meski demikian, tetap saja urusan bersih-bersih masih dalam tanggung jawabku. Maka dalam keadaan terkantuk-kantuk, aku berusaha menyelesaikan apa yang harus diselesaikan sambil mengira-ngira gambaran safar yang sebentar lagi kami laksanakan. 

Ketika semburat pagi telah muncul, kuputuskan menghubungi salah satu teman. Minimal, ada teman yang menemani, mengajakku berbicara agar pikiranku teralihkan dari kemungkinan yang terjadi selama perjalanan sebentar. Aku juga sempat menitip agar dibelikan kudapan sarapan Mesir untuk mengganjal perut. Meski kurang selera, perutku harus diberi jatah haknya. 

"Mau rawon aja, gak?" respon temanku, membuatku tersenyum tanpa sadar. Alhamdulillah, rezeki di pagi hari. Ia ternyata berinisiatif membawakan makanan "mewah" di tanah rantau. 

Lalu selama dua jam berikutnya, aku membersihkan rumah ditemani olehnya. Ketika seluruh barang telah siap, kawan yang bermaksud menyewa rumahku sementara telah datang. Setelah pamitan pada pemilik flat tempatku tinggal, dan memakaikan pakaian Nusaibah dengan kilat, aku akhirnya bersiap untuk pergi. 

Menggunakan tuktuk, kami membawa satu koper besar, satu koper kabin dan stroller yang terlipat menuju rumah seorang ustad yang juga memiliki penerbangan yang sama. 

Sesampainya di sana.. (bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Kail Pemancinh