Kail Pemancinh

Kail Pemancing.

Kalian tahu, lidah bisa diibaratkan seperti kail pemancing. Dengannya, kita memancing kebaikan maka bertambahlah amal shalih, dan meningkatlah derajat. Atau dengannya, kita memancing keburukan.

Maka lidah ini seperti kail pemancingan. Kail yang mungkin saja menangkap ikan yang besar seperti halnya amal shalih. Dan kail juga bisa saja menangkap sesuatu yang tidak berharga di lautan, seperti kodok, sampah, dan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Maka, apa yang akan kamu tangkap dengan lidahmu?

Sama seperti memancing ikan di lautan, kita membutuhkan petunjuk yang tepat agar sang lidah mampu menangkap hasil yang baik.

Step pertama adalah perbanyak mengingat Allah. Ketika berjalan, maka gerakkan lidah untuk menyebut nama Allah. Subhanallah. Laa ilaha Illa Allah. Malaikat akan menuliskan untukmu sepuluh kebaikan, dua puluh, tiga puluh, dan seterusnya. Ketika akan beranjak untuk tidur, bacalah dzikir sebelum tidur hingga kantuk mengambil kesadaranmu. Ketika kamu duduk menunggu sesuatu, maka perbanyaklah dzikir.

Step kedua, gunakan handphone dan segala fasilitasnya untuk menyebarkan dakwah di jalan Allah. Siapa yang mengikuti kebaikan yang engkau sebarkan, maka bagimu pahala seperti apa yang didapatkan orang tersebut.

Step ketiga, jangan biarkan hari kosong tanpa Al-Quran. Setiap tasbih dituliskan untuknya 10 kebaikan. Sedangkan Al-Quran, dituliskan untuk setiap hurufnya 10 kebaikan.

Step keempat, setiap berada di sebuah majelis bersama orang lain maka ingatkanlah mereka apa saja tentang kebaikan. Mungkin dengan satu hadits. Mungkin dengan satu kalimat yang baik. Kalau tak mampu mengingatkan orang lain, minimal kamu mengingatkan diri sendiri untuk mengingat Allah. Merugilah bagi orang yang meninggalkan majelis tanpa mengingat Allah.

Lidah, gunakanlah ia untuk meraup kebaikan sebanyak-banyaknya. Menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Memperbaiki hubungan antara dua orang. Membaca Al-Quran. Membimbing manusia ke jalan cahaya. Menasehati, agar menjadi bekal selama ada di dunia. Mengajarkan anak-anak shalat, puasa, dan kewajiban Islam. Raup sebanyak-banyaknya kebaikan yang bisa ditangkap kail pemancingmu.

Jika mendekat kepadanya hal-hal yang tak bermanfaat, rongsokan, sampah, maka jauhilah. Seperti apa? Ghibah, jauhilah. Adu domba, jauhilah.

Apakah ghibah itu? Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, "Tahukah kalian, apakah itu ghibah?" Para sahabat menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah bersabda, "Engkau membicarakan sesuatu yang terdapat dalam diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai." Salah seorang sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika yang aku bicarakan benar-benar ada pada diri saudaraku?" Rasulullah menjawab, "Jika yang kau bicarakan ada pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mengghibahinya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak terdapat pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mendustakannya. (H. R. Muslim)

Kalau ada teman kita tidak menunaikan shalat Subuh dan kita membicarakannya, maka ini ghibah. Ya, benar. Dia benar-benar belum menunaikan shalat Subuh. Tapi bukan hal yang benar jika kita sampaikan hal ini ke orang lain. Nasehati dia sembunyi-sembunyi.

Imam Syafi'ie rahimahullah berkata, "Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri. Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk sesuatu pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya."

Lidah, jauhilah segala sesuatu yang memancing kemarahan Allah. Penghinaan, ejekan, ghibah, adu domba, dan seluruh maksiat yang bisa dilakukan oleh lidah.

Rasulullah bersabda, "...Tidaklah yang menjungkirkan manusia di atas wajah-wajah mereka atau hidung-hidung mereka ke neraka kecuali akibat ucapan lisan-lisan mereka." (H.R. Tirmidzi)

Ingatlah. Lidah mungkin baginya untuk memancing kebaikan, dan mungkin baginya untuk memancing keburukan. Maka jadikanlah ia kail pemancingan untuk kebaikan, untuk meningkatkan derajat di sisi Allah, dan menjadi sebab kedudukan yang tinggi di syurga-Nya nanti di hari kiamat.

- dinukil dari kajian Syaikh Wahid 'Abdussalam Baliy, dengan beberapa perubahan.


#30dwc #30dwcjilid29 #day15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)