Spin-off novel, Percakapan Malam Terakhir
“Putri kita sudah tidur, sayang?” Seorang pria dewasa dengan janggut tipis di dagu duduk lebih tegak tatkala menyadari kedatangan istrinya. Ia menepuk tempat di sampingnya pelan, mempersilahkan wanita kesayangannya itu ikut duduk beralaskan tikar bersamanya. “Iya, akhirnya ketiduran. Tapi masih sambil sesenggukan sedikit di dalam mimpi tuh,” ucap sang istri tertawa miris. Kepalanya ia letakkan di bahu sang suami yang kokoh, bahu yang selama ini sudah menanggung begitu banyak tanggung jawab. “Kasihan…” “Aku sebenarnya mau ngeluh… Bahkan mau ngelarang Abi buat pergi. Tapi gak boleh kan ya?” Wanita itu kembali terkekeh pelan. Temaram lampu ruang keluarga dan udara malam yang berhembus dingin menggerakkan tangannya, mendekap tubuh hangat pria di sampingnya. “Ummi sedih juga, ya?” tanya pria itu tersenyum. Dielusnya rambut sang istri perlahan. “Sedih itu fitrah manusia kan? Apalagi ditinggal sama orang paling ganteng sedunia, wajar dong kalau aku sedih.” Wanita itu te...