Titik Pembuka
Keajaiban pertama datang dari sebuah pesan singkat dari bapak. Bersama sebuah foto bukti pengiriman, beliau mengirimkan sejumlah uang yang cukup besar tanpa pemberitahuan sebelumnya. Buat Nusaibah, begitu keterangannya. Usut punya usut, beliau baru saja mendapat rezeki yang cukup banyak dan bermaksud dibagikan kepada kami para anak.
Spontan kuucapkan hamdalah dengan mata berkaca-kaca. "Alhamdulillaaah. Bisa jadi tambahan, meski masih lumayan jauh dari cukup sih. Hehe," tanggap suami ketika mengetahui kabar tersebut.
"Tak apa. Rezeki yang tidak disangka ini bisa jadi salah satu jalan kita memang akan umroh Ramadhan tahun ini!" Aku makin bersemangat menyusun rencana umroh ini. Daftar barang yang kira-kira akan dibutuhkan kutulis rapi-rapi. Beberapa tips umroh mandiri yang berseliwaran di media sosial kutonton satu-satu. Bersama suami, dana yang masih kurang kuhitung secara cermat dan kudiskusikan kemungkinan sumber pemasukan tambahan.
Sekadar informasi, biaya yang kami butuhkan untuk membeli visa umroh dan tiket ke Saudi per orang adalah 7-10 juta. Akomodasi selama berada di sana bisa sangat bervariasi, tergantung jumlah hari, tempat tinggal yang dipilih dan gaya hidup sehari-hari. Namun pasti akan lebih tinggi dibanding kehidupan kami di Mesir--juga Indonesia. Harga sewa tempat tinggal, bahan makanan, dan transportasi bisa berkali lipat, terutama jika dibandingkan dengan mata uang Mesir yang sedang mengalami inflasi.
Di tengah diskusi kami tentang biaya, suami menceletuk, "Bagaimana jika kita pisah saja?"
Bersambung.
Semakin penasaran
BalasHapus