Jeda

Tulisan semacam ini hampir selalu ada di setiap perhelatan menulis berturut-turut seperti ini. Mungkin sekali setelah sepuluh hari pertama berjalan, pernah juga hingga tiga kali. Mengambil jeda, kembali membaca tulisan-tulisan yang telah ada. Berhenti, lalu merapikan pikiran tentang, "Kamu sebenarnya lagi nulis apa, sih‽"

Jangankan maju untuk meningkatkan kualitas tulisan, konsisten menulis masih menjadi tantangan berat bagiku. Kepalaku bisa mendendangkan berbagai kalimat yang membuatku berhenti mengetikkan kata. 

"Kamu pantas gak sih, nulis kayak gini?"

"Tulisanmu dangkal banget."

"Katanya mau nulis untuk menyebarkan kebaikan, kenapa malah curhat terus?"

"Hati-hati riya!" 

Dan kalimat-kalimat lainnya yang terus mempertanyakan banyak hal. 

Sebenarnya aku lelah dengan suara-suara seperti ini. Jika terlampau lelah, kegiatan menulis bisa kutinggalkan berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Namun aku juga suka menulis, dia menjadi cara terefisien untuk merapikan pikiran. Dia juga menjadi cara terbaik bagiku untuk berkomunikasi, membagikan kebaikan meski hanya secuil. 

Batas deadline yang ada di kegiatan 30DWC ini sangat membantuku untuk tak merespon berbagai hal yang berkecamuk di kepala. Sudah dekat waktu akhir, tulis apa saja agar ladang tak berubah jadi kuning! Karena itu, aku hampir belum pernah bisa menelurkan karya selain dari hasil event menulis yang memberi batas waktu.

Aku dulu sering bertanya-tanya, apa semua orang merasakan ketidakpercayaan diri sepertiku? Apa semua orang yang muncul dan berkarya di hadapan khalayak, juga berjuang mengalahkan rasa takut dari dirinya? Apa semua orang selalu bertengkar dengan dirinya sendiri di dalam kepala? Alih-alih belajar meningkatkan kualitas tulisan dan membangun branding sebagai penulis, untuk konsisten saja rasanya sangat berat. 

Aku lelah, sangat lelah. Namun, hidup akan terus berjalan. Istirahat boleh, mengambil jeda boleh, tapi bukan untuk berhenti selamanya..., 
dan menyerah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh