Latihan Sore

"Yuk, kita beli tiket dan visa untuk Ummi juga Nusaibah!" Kabar gembira yang kunanti akhirnya tiba juga. Dana yang dikumpulkan telah cukup membeli dua visa umroh dan tiket pulang pergi Mesir ke Saudi. Keberangkatan kami terasa semakin dekat, aku semakin semangat mempersiapkan diri menunaikan ibadah Allah di tanah suci-Nya. 

Salah satu hal yang kubiasakan sejak seminggu setelah keberangkatan suami adalah berjalan kaki bersama Nusaibah. Umroh adalah ibadah yang membutuhkan cukup banyak tenaga. Otot harus dilatih lebih sering, terutama kaki yang akan berjalan lebih banyak dari biasanya. Tawaf dan sa'i yang merupakan bagian dari rukun umroh menuntut ketahanan fisik yang mumpuni. Belum lagi jika mendapat tempat tinggal yang cukup jauh, juga kemungkinan kebutuhan akomodasi yang harus dihemat sedemikan rupa.

Mula-mula aku mengajak Nusaibah berkeliling satu putaran di sekitar tempat tinggal. Pulang membawa cemilan harga recehan cukup membuat Nusaibah senang, dan ia akan senang hati diajak kembali di hari berikutnya. Hari ketiga, aku memilih untuk pergi sedikit lebih jauh. Kudatangi penjual kue yang lumayan ramai dan menikmatinya sebelum kami kembali pulang ke rumah. 

Seiring berjalannya hari, aku terus menambah jarak jalan sore kami. Aku juga tidak bermudah-mudahan menaiki tuktuk--kendaraan sejenis bajaj yang menjadi andalan berpergian jarak dekat di Mesir, setiap kali akan pergi mengurus suatu urusan. Selain bisa menghemat pengeluaran, membiasakan diri tidak menaiki tuktuk melatih agar jarak latihan yang kutempuh bertambah. Halte bus yang berada di pinggir jalan raya lebih sering kuhampiri dengan berjalan kaki. 

Dalam beberapa kesempatan Nusaibah meminta gendong, yang dengan sigap kuturuti kemauannya. Latihan fisik ini bukan untuk memberatkannya, melainkan melatih diriku sendiri agar siap menghadapi situasi harus berjalan cukup jauh. Itu berarti termasuk melatih otot tanganku, agar kuat menggendong Nusaibah jika ia telah lelah. 

"Bukannya sempat mau beli stroller ya? Beli aja, kan ada budget-nya." Itulah respon suami setelah kuceritakan "latihan tiap sore" dan tujuanku melakukannya. 

Hm, benar juga. Stroller akan sangat membantu agar aku tak harus menggendong beban tambahan 12 kg sementara harus berjalan jauh. Namun setelah keliling mengecek ke beberapa toko, rentang harga stroller untuk seumuran Nusaibah lumayan tinggi juga. Aku mencoba berkonsultasi pada beberapa orang senior, mencari rekomendasi merek dan toko yang mungkin bisa dibeli. Tiba-tiba... 
Bersambung. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh