Mesir : Negeri Impian Tetangga (2)

Tapi kudapatkan hal yang mengejutkan setelah kuketikkan Uzbekistan di kolom pencarian google. Ternyata ia pernah menjadi bagian dari kejayaan peradaban Islam. Bukhara dan Samarkand menjadi daerah penghasil ulama besar yang mendunia. Yang paling terkenal, imam Bukhori, sang 'alim penulis buku shohih Al-Bukhori. Buku ini diakui keabsahannya, bahkan disebutkan sebagai kitab utama yang menjadi rujukan setelah Al-Quran. 

Sayangnya, kejayaan Islam di Uzbekistan mulai runtuh ketika terjadi penyerangan bangsa Mongol di abad ke-13. Kota Bukhara menjadi kota sasaran pertama, menyusul Samarkand di tahun berikutnya. Kebangkitan terjadi di abad 15. Namun kembali direbut oleh bangsa Uni Soviet pada tahun 1917.

Di bawah kepemerintahan komunis Uni Soviet inilah kebijakan anti Islam diberlakukan. Melarang atribut yang menunjukkan identitas keislaman, serta menutup sarana dan peninggalan warisan Islam di Uzbekistan menjadi salah satu langkah yang diberlakukan pemerintahan. Tentu saja banyak sekali bentuk-bentuk perlawanan yang terjadi dari kalangan muslimin, yang memantik serangan dari pihak pemerintah. 

Munculnya pemimpin komunis dari Islam meredakan sejenak keriuhan yang terjadi. Beberapa peraturan dilonggarkan, beberapa masjid dan madrasah dibuka untuk umum. Namun hingga kini, muslim Uzbekistan yang mencapai lebih dari 80% jumlah penduduk belum bisa merasakan berislam secara kaffah. Secara utuh. Larangan di beberapa tempat masih berlaku, kelompok-kelompok kajian Islam pun masih diberlakukan secara sembunyi-sembunyi. 

"Saya ingin memeluk Islam secara sempurna. Mempelajari Islam, jatuh cinta berkali-kali padanya tanpa ada rasa takut dan terkekang. Saya ingin menyediakan lingkungan yang baik untuk anak-anak saya," kata sang ibu menutup pembicaraan sore hari itu. 

Lalu rasa syukur kupanjatkan kepada Allah, serta bisikan do'a. Semoga Allah menjaga Indonesia dan menjadikannya negara yang aman dan sentosa. 

Cairo, 26 September 2021

#30dwc #30dwcjilid32

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh