Cantik, Cacar Bintik-Bintik(2)

Lenting cacar air tumbuh di bagian punggung, menghadirkan rasa gatal yang luar biasa. Refleks, kugaruk dan kuletuskan isi air di dalamnya. Masih belum paham, kalau lenting-lenting tersebut tak boleh dipecahkan. Sebab bisa infeksi dan lebih cepat penularannya. 

Benar saja, tak lama kemudian beberapa lenting baru bermunculan dan menjalar ke bagian perut. Perpaduan rasa gatal yang tak terkira, pusing, dan lemas bercampur menjadi satu. Belum lagi Nusaibah yang mulai rewel menghadapi ASI seret, sebab tak ada makanan yang bisa masuk ke dalam tubuhku.  Rasanya penyakit ini benar-benar mengujiku dan juga suami. 

Puncaknya adalah di malam hari pertama. Ini bukan cerita malam pertama yang menggairahkan, namun malam yang menggatalkan. Nusaibah rewel tak bisa tidur hingga Subuh karena ASI tak mampu memuaskan rasa laparnya. Suami yang sudah terkapar, kecapaian mengurusku dan mengambil alih pekerjaan rumah tangga sejak pagi. Rasa lemas dan juga pegal yang enggan minggat, hingga mengambil segelas air pun butuh usaha yang tidak sedikit. 

Ingin rasanya mengeluh, di status wa, di IG, mengumumkan pada seluruh dunia rasa tidak nyaman yang kualami. Kupandangi Nusaibah yang dalam kantuknya masih berusaha mendapatkan haknya. Untuk apa? Setelah mengeluh seperti itu, apa akan ada seseorang datang dan membantu? Apa akan ada salah satu dari mereka yang akan meringankan penderitaan? Paling banter, ucapan do'a semoga cepat sembuh. Mengapa tidak langsung saja aku mengeluh kepada Allah yang tak pernah tidur? 

Bersambung... 

#30dwc #30dwcjilid32

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh