Ilusi dibalik Seandainya

Terkadang kita ingin kabur dari keadaan sekarang, karena menganggap keadaan yang lain lebih menguntungkan. Dalam kacamata pengalaman pribadi, berada di negeri orang sering kali menaruh kita dalam ilusi. Menciptakan berbagai kemungkinan, seandainya saya berada di kampung halaman. Seandainya saya bisa pulang ke rumah sendiri. Seandainya saya bisa balik ke Indonesia. 

Salah satu hal yang paling sering mengguncang ketika kaki baru saja menginjak negeri orang yang punya empat musim : perubahan cuaca. Penduduk tropis Indonesia tidak terbiasa menghadapi panas dan dingin yang cukup ekstrim dalam satu tahun yang sama. 

Pengalaman pribadi yang baru saja terjadi adalah shock culture terhadap penanganan medis di Mesir. Urusan admistrasi yang rumit, hingga pelayanan yang kurang memuaskan terjadi ketika ingin memeriksakan buah hati kami setelah terjatuh. Sebagai orang tua yang sedang panik, kami tentu saja berharap pelayanan yang sigap, cepat dan detail. Namun kenyataannya, suster yang menjaga malam itu hanya menanggapi santai. Menyuruh suami mengurus administrasi terlebih dahulu di lantai dasar. Menunggu dokter yang tak kunjung datang. Ketika datang, hanya diperiksa sebentar dan disuruh pindah lantai jika menginginkan ct scan lebih lanjut. 

CT Scan dilakukan, dan hasil yang kami dapatkan dari sang dokter hanya sebuah "hmm". Menulis sesuatu di atas kertas dengan tulisan khas dokter, lalu menyuruh kami pulang begitu saja. Saya yang saat itu sudah lelah akibat panik, naik turun tangga, dan dioper kesana kemari hanya bisa melongo kehilangan kata-kata. Tidak ada penjelasan apa pun? Begitu saja? Setelah perjuangan panjang yang telah kita lalui? 

Rasanya sebal luar biasa. Kami pun pulang dengan hasil CT Scan di tangan. Keesokan harinya, saya memutuskan membawa sang buah hati periksa ulang di sebuah klinik dokter anak bermodalkan hasil CT Scan. Alhamdulillah di sana kami mendapatkan penjelasan lengkap, bahkan hal yang tidak kuduga juga tersingkap. Seperti penyebab turunnya berat badan bayi, dan apa yang harus kami lakukan untuk menanggulanginya. 

Setelah merasa tenang, saya mulai bisa berpikir jernih. Menertawakan pengalaman semalam yang membuat keinginan pulang menggebu-gebu. Solusi masalah yang ada dalam pikiranku saat itu adalah balik ke Indonesia dan mendapat fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih mudah dimengerti. Tapi setelah dipikir ulang, apakah itu hal yang pasti? Apakah benar di Indonesia akan mendapat pengalaman yang lebih baik? Apakah masalah tidak akan menimpa sekembalinya kita ke kampung halaman? 

Masalah akan menimpa manusia, dimana pun dan kapan pun. Hadapi saja. Minta pertolongan kepada Allah yang memegang seluruh kekuasaan langit dan bumi. Bisa jadi, masalah yang menimpa kita hari ini adalah bekal kita untuk menjadi lebih baik di hari esok. 

#30dwc #30dwcjilid32

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh