belajar di markaz lughoh

Setelah kelas kami diacak, aku berkesempatan sekelas bersama teman-teman dari berbagai kewarganegaraan sesama Asia bagian Selatan. Selain Malaysia dan Indonesia, aku bertemu teman baru yang berasal dari Brunei dan Thailand. Sayangnya, masa kami saling berinteraksi hanya tiga pekan, itu pun dipotong waktu libur. Sehingga kami kurang mengenal satu sama lain. 

Guru bahasa Arab di kelas jenjang akhir kadang kesulitan membedakan asal negara kami. Menurutnya wajah orang-orang Asia mirip, identik dengan mata sipit. Selams di Mesir, kami sering dikira Shinny, orang China. Padahal mata kami tidak sesipit mereka. Namun tidak juga sebulat orang-orang Arab. 

Salah satu pembedaku dengan orang Asia lain yang dihafal oleh samg guru adalah model jilbabku. Kebanyakan jilbabku memiliki model pet yang keras di depannya, lalu dijahit garis-garis. Kebayang nggak? Jilbab model ini sering digunakan teman-teman sepondokku, dan aku pun nyaman menggunakannya. Kata sang guru, jilbab model seperti ini hanya ditemukan di orang-orang Indonesia. Kebanyakan yang lain menggunakan jilbab segi empat. 

Sebenarnya jika diperhatikan, setiap negara memiliki model dan kain jilbabnya masing-masing. Orang Thailand sendiri memiliki model jilbab yang dijahit langsung tanpa embel-embel model lainnya. Kadang cadarnya dijahit menyatu bersama jilbab. Kainnya pun cenderung seperti jersey, tapi tidak sengepas jersey. Sementara orang-orang Malaysia kebanyakan menggunakan jilbab segi empat yang sudah dijahit di bagian leher. 

Begitulah kisahku selama belajar dimarkaz lughoh. 

a

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh