Cantik, Cacar Bintik-Bintik (4)

Tapi ternyata kejutan Allah tak hanya sampai disitu. Allah menyiapkan kejutan-kejutan lain yang membuatku merasa, wow, inikah janji Allah? Ketika kita hanya berkeluh kesah hanya kepada-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, betapa apiknya Allah mengatur skenario yang membuat hati terasa berbunga-bunga. 

Pagi hari setelah kami terlelap, sebuah pesan masuk ke hpku.Setelah sebaris ucapan salam dan pertanyaan kabar dilontarkan, seorang kawanku di Mesir mengutarakan maksudnya mengirim pesan. 

"Mau ngantar lauk ke rumah,"

Maasyaa Allah, tak pernah kusampaikan keluh kesah pada orang-orang. Namun rezeki datang silih berganti melalui tangan orang orang baik di sekitar. Menjadi suatu kebiasaan yang berakar di negeri rantau, kami saling mengirim makanan dan menjenguk ketika salah satu di antara kita sakit. Dalam kasusku, mereka menggantungkan lauk di pintu rumah. Mencegah penularan cacar air menjadi lebih parah. 

Tak hanya hari itu, besok, besok dan besoknya lagi kawan-kawan bergantian 'menjenguk' melalui aneka jenis makanan yang digantungkan di pintu. Makanan-makanan yang tadinya tak bisa kutelan, mulai bisa masuk ke lambungku. Entah karena jenisnya yang tidak biasa, atau karena keberkahan yang dikandungnya. Atau mungkin keduanya. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan pahala yang berlipat ganda. 

Pahala menjenguk orang sakit, yang dengannya malaikat mendoakannya dari pagi hingga petang. Pahala menyenangkan orang lain. Pahala membantu orang lain dari kesusahan. Serta pahala memberi makan orang lain. Tentu saja, akan berlipat-lipat lagi sesuai niat masing-masing pemberi. 

Usut punya usut, ternyata mereka mengatur jadwal pemberian lauk ke depan pintu rumahku. Sekali lagi, jazakunnallahu khaira al-jazaa. Sungguh, aku pribadi tak mampu membalas kebaikan kalian semua. Maka aku memohon agar Allah membalas kebaikan kalian, menjadi sebuah keberkahan. 

#30dwc #30dwcjilid32 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh