Nusaibah Mau ke Ka'bah

"Ya Allah, Nusaibah mau ke Ka'bah ya Allah.. Amiin..." 

Begitulah doa yang dipanjatkan putri kecilku tiap kali melihat gambar Ka'bah di sajadah, di buku, dan di mana pun itu. Begitu juga yang ia ucapkan setiap kali aku menelpon suami yang telah terlebih dahulu berada di sana. 

Perjalanan ke baitullah bukanlah perjalanan biasa. Ia punya faktor penentu yang tak ada seorang pun tahu, apakah Allah memanggilnya dan mengizinkannya berada di sana atau tidak. Maka tatkala sampai di sana, ucapan talbiah yang terus dilafazkan oleh bibir selalu sama. Labbaikallahumma labbaik. Kami memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah.. 

Orang yang ke sana adalah orang-orang pilihan, orang yang dipanggil langsung oleh Allah. Betapa banyak keajaiban yang terjadi bagi penziarahnya, yang akhirnya mengantar mereka ke tanah suci itu melalui jalan yang tidak diduga. Sebaliknya, sangat banyak cerita tentang mereka yang sudah punya persiapan matang untuk berangkat, tetapi terhalang dengan hal-hal yang sangat tidak terduga. 

Ya Allah, hanya dengan kuasa dan simpati-Mulah hamba-Mu bisa ke sana. Hamba bisa tinggal di sana. Kami berencana, dan memohon kepada-Mu ya Rabb agar seluruh urusan dimudahkan hingga kami bisa bersujud di depan bangunan pertama yang sangat agung itu. 

Bersihkanlah hati-hati kami dari keinginan duniawi ya Rabb. Izinkanlah kami beribadah dan berkhidmat di sana dengan lancar dan penuh ketenangan ya Rabbi.. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh