Kenangan Indah

Dua tahun lalu, aku masih ingat frustasi yang kurasakan hampir setiap hari di awal kelahiran bayi pertamaku. Tubuhnya yang rapuh, cara berkomunikasinya yang sangat terbatas hingga adaptasi sebagai seorang ibu yang harus menyusui secara berkala membuatku sering uring-uringan. Belum lagi masalah-masalah kecil yang hadir kadang dipikirkan berlebihan, yang kadang aku tak mampu melihat ujung jalan keluarnya.

Hari ini, bayi kecilku sudah berusia dua setengah tahun. la sekarang bisa berlari sendiri tanpa harus digendong ke mana-mana. Nutrisinya tak tergantung lagi pada ibunya, ia bisa memasukkan sendiri makanan ke dalam mulut. Pola tidur mulai bisa diatur, meski terkadang energi yang belum habis membuatnya terjaga setengah malam. Aku bahkan kadang masih tak percaya melihatnya bisa naik turun tangga tanpa dibantu sama sekali. Persoalan paska kelahirannya menjadi masa lalu yang kini bukan apa apa.

Namun bukan berarti tugasku selesai. lantangan sebagai seorang ibu ternyata berubah-dan meningkat, seiring berjalannya waktu. Proses menyapih, toilet training, stimulasi perkembangan pramenulis, pengembangan penguasaan sensorik dan motorik, memperkenalkannya pada alam ciptaan Allah, juga penanaman pondasi iman pada dadanya menjadi tugasku berikutnya, la bukan lagi bayi yang hanya terbaring di kasur, bayiku sekarang menjadi toddler yang punya kemauan sendiri yang terkadang cukup kuat. Untuk urusan mandi sekali pun perlu negosiasi yang cukup panjang agar ia mau sukarela masuk ke kamar mandi sendiri.

Masih banyak PR yang harus dikerjakan, pun akan banyak rintangan yang harus dihadapi di masa depan Pelajaran dari hari kemarin, semua itu akan berlalu. Kebersamaan dengan si kecil akan jadi kenangan, pun masalah-masalah yang harus ditangani juga insyaa Allah akan menjelma memori yang indah dikenang. Maka, yuk nikmati saja. Dengan terus menyebut nama Allah dalam setiap prosesnya, Ikhtiar dan tawakkal,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh