Tulisan Tanpa Konsep
Sebenarnya aku sudah sangat lelah. Badan remuk karena harus menggendong anak 23 bulanku seharian. Menyelesaikan persiapan kepulangan ke tanah kelahiran putri sulungku di bumi Kinanah.
Keikutsertaanku di 30 DWC jilid 39 ini punya permulaan berat di lima hari pertama. Harus menyelesaikan 200 kata per hari dengan tema yang sama dalam keadaan bersafar. Mengadakan perjalanan antar kota kemudian menghabiskan 12 jam di atas pesawat.
Namun aku ingin tetap menuliskan tentang Ummi. Di keadaan lelah seperti ini, wejangannya selalu mengembalikan energi. Doa-doa terpilin menambah harapan, memberi kekuatan baru untuk terus maju apa pun rintangannya.
Banyak hal yang ingin kuceritakan padanya. Bahwa Nusaibah telah menghafal surah Al-Fatihah dan Al-Ikhlas. Bahwa Nusaibah dan sepupunya Daffa sangat akrab, tapi juga sering bertengkar. Bahwa mertuaku di Kendari senang meminum herbal seperti yang biasa Ummi lakukan.
Akhirnya aku hanya mampu bercerita di sini. Sekarang di tempat Ummi tak ada sinyal, tak ada sambungan komunikasi apa pun. Memasuki alam ghaib berarti semua komunikasi pada dunia terputus. Hanya doa yang bisa terkirim ke sana.
Sebagaimana judulnya, tulisan hari ini tak berkonsep, juga sama sekali tak sesuai list judul yang telah kubuat. Ditulis di dalam pesawat dalam keadaan terburu-buru, pramugari mulai mengingatkan pesawat akan lepas landas sebentar lagi. Telpon genggam harus dimatikan, semoga tulisan ini mencapai batas minimum 200 kata, sempat terupload dan ladangku tetap hijau...
Komentar
Posting Komentar