Semua Milik Allah

Pertama kali mengunjungi tempat jasad Ummi terakhir kali bersemayam di dunia ini, membuatku memutar seluruh nostalgia yang pernah terlewati. Betapa pun rindu yang kutumpuk bertahun-tahun menggunung tinggi, pelukan hangatnya tak lagi bisa kurasakan kini. 

Kuburan yang masih basah, 11 hari yang lalu ia masih tertawa mendengar suara sang cucu. Membayangkan pertemuan mereka pertama kali di dunia yang ternyata ditakdirkan tak pernah terjadi, membuat linangan dari mataku terus terjun deras. 

Namun akhirnya air mataku berhasil berhenti. Diingatkan oleh sebaris pertama yang tertulis di nisan Ummi. 

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. 

Kami adalah milik Allah dan sesungguhnya padaNya lah kami kembali. 

Tempat kembali sesungguhnya ternyata tak ada di dunia ini. Selama ruh masih diberi waktu di dunia ini, selama itulah kita tetap harus bergerak. Tak ada tempat kembali, kecuali pada Allah. 

Harapan akan pertemuan di masa kembaliku ke tanah kelahiran bukanlah takdir yang tergariskan. Sebagaimana yang telah terlewati sebelumnya, ternyata aku harus lebih bersabar lagi hingga benar-benar kembali dalam waktu yang lebih panjang. 

Hari ini, aku kembali mengunjungi makamnya. Berpamitan sebelum kutinggalkan tanah kelahiranku, kembali melanjutkan perjuangan di tanah rantau. Tentu rasa sedih yang menggelayut tetap membuat mata sembab, tapi kali ini aku ingin mengenang Ummi baik-baik. Membuang penyesalan demi penyesalan yang memberatkan hati tapi tak mengubah apa pun yang telah terjadi. 

Aku ingin terus memikirkan hal-hal baik. Bahwa Ummi kini telah berhasil menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur dengan tauhid yang terus berusaha ia ajarkan selama hidupnya. Ia mungkin sedang menikmati jerih payahnya di dunia seperti yang telah Allah janjikan, berharap waktu berlalu lebih cepat agar bisa benar-benar merasakan kenikmatan memandang wajah Allah. 

Ya, aku ingin terus berprasangka baik. Sembari terus berdoa. Semoga Ummi bahagia di alam kubur, hingga di akhirat kelak. 

Ditulis di Bandung pukul 01.00, 23 jam sebelum jadwal keberangkatan pesawat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh