Sang Peniru Ulung

Masih kenal dengan Musa Laode Abu Hanafi sang hafiz cilik yang memenangi kompetisi hafiz Indonesia tahun 2014 silam? Di usianya yang belum genap 6 tahun, ia nyaris menyelesaikan hafalan Al-Qurannya. Jika ditanya tentang itu, hafiz cilik yang berasal dari Bangka ini selalu menjawab "Masih kurang satu!"

Menurut hasil wawancara, ia telah menghafal sejak sangat belia. Di golden age dua tahun pertamanya, sebanyak dua juz Al-Quran berhasil dihafalkan. Lalu menyelesaikan 21 juz selanjutnya dalam rentang waktu kurang dari 2 tahun. Ketika tampil di acara TV yang mengharumkan namanya, ia telah mengumpulkan 29 juz di dada.

Aku baru saja duduk di bangku SMA ketika namanya keluar sebagai juara pertama kompetisi hafiz cilik. Dalam benakku, anak ini ajaib. Semuda itu telah hafal 29 juz, sedangkan otakku yang sudah hidup 15 tahun tetap kesulitan mengumpulkan hafalan walau sekadar satu juz.

Ketika menikah dan memiliki anak, banyak mencari tahu tentang parenting membuat pandanganku sedikit berubah. Bukan, bukan anak ini yang ajaib. Namun orang tuanya yang luar biasa. Di samping doa-doa yang dipanjatkan sejak sang anak masih berupa janin, mereka juga membiasakan anaknya bernapas bersama lantunan murottal. Alih-alih bersenenandung lagu anak-anak yang cenderung lebih mudah, orang tuanya memilih konsisten mendiktekan ayat-ayat suci Al-Quran di tengah keseharian sehingga telinga sang anak terbiasa mendengarnya.

Dalam beberapa kesempatan, aku berdiskusi dengan Ummi tentang hal ini.

"Anak kecil itu punya kemampuan meniru yang luar biasa. Terutama dari orang tua sendiri yang selalu jadi dunia mereka. Maka sering-seringlah memberi teladan yang baik, jaga ucapan dan jaga tindakan. Pada setiap gerak-gerik Dina sekarang, ada anak kecil tak berdosa yang akan mengikuti."

"Coba perhatikan anak-anak yang sudah lancar bicara. Usia-usia satu setengah, mereka sering bersenandung ketika bermain, menyanyi lagu "Balonku Ada Lima" mungkin, atau "Naik Kereta Api". Karena telinganya terbiasa mendengar lagu-lagu ini. Mungkin bagi yang belum punya anak akan terlihat menggemaskan, tapi hal ini lumrah saja di kalangan para orang tua."

"Tapi kalau seorang anak usia 2 tahun melantunkan surah-surah pendek tanpa sadar, biasanya para orang tua yang melihat akan berdecak kagum. Padahal konsepnya sama. Sering-sering mendengarkan. Lirik lagu kanak-kanak diganti menjadi ayat-ayat Al-Quran. Tugas orang tuanya yang harus giat belajar dan membiasakan diri memperdengarkan."

Di tengah diskusi yang asyik, beliau pun menuturkan salah satu penyesalan dalam hidupnya.

"Ummi sebenarnya sedikit menyesal karena baru menyadari ini ketika anak-anak Ummi sudah tumbuh besar. Sudah punya banyak memori tentang hal lain, jadi butuh usaha yang lebih untuk menghafal Al-Quran."

"Jadi biasakan saja Nusaibah sejak sekarang. Sering-sering dibacakan surah Al-Fatihah, dan tri qul. Surah-surah pendek. Sambil terus didoakan. Karena Allah yang Maha Berkehendak, tugas kita cuma berusaha."

***

Kualihkan pandanganku pada ruang tengah tempat Nusaibah bermain. Walau tak jelas, aku tahu persis gumaman yang keluar dari mulutnya. Tepat di anniversary pernikahanku yang ketiga, ia berhasil menyelesaikan tujuh ayat surah al-fatihah. Tentu masih dengan lidah cadel yang belum sempurna. Sungguh, tujuh ayat pertamanya adalah karunia Allah yang sangat membahagiakan hatiku sebagai seorang Ibu.

Sepupu yang berbeda empat bulan bahkan punya kemampuan yang lebih baik. Ia bisa melantunkan ayat-ayat pendek hingga surah Al-Mutaffifin! Walau masih dibantu, tetap saja hal ini merupakan pencapaian yang mengharukan hati orang tuanya. Kakakku berhasil istiqomah membacakan surah-surah pendek juz 30 sebelum tidur sejak ia belum bisa duduk sempurna.

Maasyaa Allah! Apa yang kami diskusikan dulu tercapai atas izin-Nya. Semoga setiap huruf Al-Quran yang diucapkan oleh anak-anak kami memberatkan timbangan kebaikan Ummi di akhirat. Juga semoga Allah terus mengistiqomahkan kami melanjutkan estafet kebaikan yang telah beliau usahakan di masa hidupnya. Rahimahallahu rahmatan waasi'ah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh