Kisah Saba 3
Dua kebun itu sangat luas dan terletak di hamparan lembah antara dua gunung di Ma’rib. Subur tanahnya, sehingga menghasilkan bermacam-macam buah. Di antarnya, mengalir air yang kemudian mereka bangun bangunan yang menjadikan air tersebut dapat naik ke atas (diriwayatkan bahwa ia semacam bendungan) dan menjadi sumber penghidupan kebun tersebut. Kebun tersebut sangat subur, hingga diriwayatkan oleh Qotadah bahwa jika seorang wanita masuk ke dalam kebun dan di atasnya keranjang, maka akan penuh keranjang itu oleh buah yang jatuh karena telah matang. Dan di negeri mereka tak ditemukan jenis-jenis hama, serangga, maupun binatang yang merusak. Dengan kenikmatan yang mereka dapatkan, Allah memerintahkan mereka sebagaimana dalam firman-Nya :
“Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS. Saba, 34 :15)
Qotadah -Rahimahullah- berkata, “Rabb kalian Maha Mengampuni dosa-dosa kalian atau kaum yang telah diberi kenikmatan. Dan Allah memerintahkan kepada mereka untuk menaati-Nya dan melarang mereka untuk melakukan perbuatan maksiat pada-Nya.”
Maka ketika mereka menyembah selain Allah, mereka meminta untuk mengganti seluruh yang baik menjadi buruk. Sebagaimana bani Israil yang meminta untuk menggannti Manna dan Salwa menjadi sayur mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah. Diriwayatkan bahwa sampai kurun waktu tertentu, kaum Saba’ dalam keadaan bertauhid kepada Allah, hingga kembalilah mereka ke agama nenek moyang mereka. Allah mengutus tiga belas rasul kepada mereka, akan tetapi mereka tak mau kembali ke dalam Islam. Maka Allah berfirman,
“Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon Sidr.” (QS. Saba, 34 :16)
Allah hancurkan bendungan mereka. Disebutkan dalam buku-buku tafsir, bahwa yang menyebabkan hancurnya bendungan adalah seekor tikus besar yang diutus oleh Allah. Kemudian kedua kebun mereka, diganti menjadi pohon-pohon yang pahit. Atsl sendiri merupakan sejenis pohon cemara, sedangkan pohon sidr adalah pohon bidara.
Maka ini semua akibat ulah mereka sendiri. Mereka tidak bersyukur kepada Allah dengan menyembah kepada selain-Nya. Allah berfirman :
“Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” (QS. Saba, 34 :17)
Dan Allah menutup kisah mereka dengan firman-Nya :
“Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sabar dan bersyukur.” (QS. Saba, 34 :19)
Mudah-mudahan kita semua termasuk hamba Allah yang diistiqamahkan dalam ketaatan-Nya dan selalu bersyukur atas kenikmatan yang dberikan serta bersabar. Wallahu A’lam.
#30dwcjilid30
Komentar
Posting Komentar