Jadi Baik
A : Bolehkah aku membalas rasa sakitku?
B : Segitu dalamnya kah ia melukaimu?
A : Bukankah membalas rasa hatiku juga termasuk bagian dari qisas? Bahkan pujangga selalu mengulang-ulang, sakit hati bisa lebih perih dibanding irisan pisau di kulit.
B : Bisa jadi. Tapi tidakkah kamu ingin menjadi bagian dari mereka yang disebut di dalam Al-Qur'an, dan mendapat keutamaan memaafkan orang lain? Alih-alih memilih untuk memberi qisas. Mencontoh nabi itu hal yang baik loh.
A : Tapi aku bukan nabi. Bukan pula seorang shalih, apalagi ulama. Tingkat keimananku belum mencapai titik itu.
B : Bukan. Bukan itu alasan bagi kamu untuk berkata tidak bisa. Karena berbuat baik adalah pilihan. Memaafkan adalah sebuah pilihan. Dengannya kita bisa menjadi orang baik, bukan sebaliknya. Menunggu menjadi orang baik agar mulai berbuat kebaikan. Allah akan menjadikan mu sesuai dengan apa yang engkau perbuat.
A : Apakah aku bisa jadi orang baik? Apakah aku bisa mengubah diriku sendiri?
B : Tentu saja. Inna Allah laa yughoyyiru maa biqoumin hatta yughoyyiru maa bianfusihim. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sampai kaum tersebut merubah diri mereka sendiri. Tetap semangat berbuat baik.
A : Jangan lelah menasihatiku. Aku ingin jadi baik.
B : Yuk sama-sama menjadi baik. Memaafkan orang lain yang melakukan kesalahan pada kita hari itu sebelum tidur. Kalau belum mampu semuanya, lakukan saja secara perlahan.
#30dwcjilid30
Komentar
Posting Komentar