Tidak Untuk Dibaca
Nyiapin referensi udah, tulis poin yang bakalan ditulis juga udah, bahkan bentuk tulisan di day 3 udah kebayang di kepala. Tapi qodarallah, hari ini jari jemari seperti enggan menulis seluruh hal yang sudah disiapkan tadi.
Biasanya nulis pas anak dan suami sudah tidur, yang kemudian diedit keesokan harinya. Semalam, Nusaibah menolak tidur lebih cepat. Sepertinya karena sempat ketiduran sore, akhirnya energinya masih full walaupun malam makin larut. Jam 1 malam, aku yang nyerah. Milih tidur duluan, apalagi siangnya habis pergi seharian.
Alhasil belum ada "stok" tulisan yang bisa diedit pagi harinya. Ditambah mood yang lumayan kacau karena kurang tidur dan rumah cukup berantakan--bekas eksplorasinya Nusaibah semalam, otak seperti gak bisa mikir apa yang harus ditulis. Bolak balik buka referensi dan poin yang ingin ditulis tapi masih terasa buntu. Mau refreshing juga gak bisa, masih banyak yang harus diselesaikan di rumah.
Detik-detik menjelang deadline, mutusin untuk nulis random yang ada di kepala. Tadinya mau pakai cara fastwriting sesuai tema yang telah ditentukan jauh-jauh hari, tapi jadi tulisan yang kosong banget. Di tengah malah semakin stuck. Ya udah deh, nyerah dulu. Sedih sih, hari ketiga ngalamin hal ini. Masih hari ketigaaa, tapi gak apa-apa ya. Namanya juga hidup, ada naik turunnya.
Sekian tulisan yang super gak jelas hari ini. Saya gak berharap ada yang baca, judulnya juga "Tidak Untuk Dibaca", iya kaaan. Meskipun hanya ngalor ngidul, setidaknya udah nulis ya. Kalau gak nulis merasa bersalah ke diri sendiri. Komitmen untuk posting setiap hari tapi dilanggar, jangan sampai yaaa, Din.
Daah
Komentar
Posting Komentar