Jepang Dalam Kacamata Islam : Pendahuluan

Sekitar 17 tahun silam, aku sekeluarga pernah mendapat kesempatan berdomisili di wilayah yang menurut banyak orang adalah negeri yang sangat maju. Tidak hanya di bidang teknologi, perkembangan mereka juga sangat pesat di bidang pendidikan dan industri. Banyak negara di dunia ini yang mulai berkiblat pada Jepang atas kualitas SDMnya yang begitu disiplin.

Walau masih sangat belia, aku masih bisa meningat bagaimana mereka begitu teratur dalam menjalani kehidupan. Sikap dan perilaku yang ditanamkan sejak kecil pun sangat apik. Bagaimana kami sebagai anak-anak menghormati orang yang lebih tua, bagaimana kami bisa mandiri di usia yang masih sangat belia, hingga cara agar perbedaan yang terjadi tidak menyebabkan keretakan hubungan.

Semasa hidupnya, Ummi sering bercerita tentang Jepang dan pengalaman kami menjalani keseharian di sana. Beberapa kali beliau mengaitkan antara kebiasaan-kebiasaan orang Jepang dan ajaran Islam yang sebenarnya. Menurut beliau--dan sebagian besar orang yang pernah ke negeri ini, kehidupan di Jepang terkadang jauh lebih islami dibanding penganut Islam itu sendiri. Mulai dari kebersihan, amanah, semangat kerja, keuletan, sampai pada cara makannya.

Perkataan itu melekat pada ingatan, dan aku selalu berandai-andai untuk bisa mengumpulkan hal apa saja yang bisa mendukung, juga hal apa saja yang bertentangan dengan pernyataan tersebut. Membaca berbagai literatur, mendengar pengalaman beberapa kawan muslim yang juga sempat menjalani kehidupan di sana hingga menonton video di internet untuk menguatkan gambaranku tentang negara yang identik dengan pohon sakuranya.

Hingga kini, aku merasa masih kurang pantas menuliskan hal ini. Banyak PR yang harus dituntaskan agar tulisan-tulisan ini punya pondasi yang kuat. Namun, mau menunggu sampai kapan? Jika tak mulai menuliskan kalimat pertama, jangan-jangan ide ini hanya akan tersimpan sebagai angan yang kemudian terlupakan.

Jadi, tulis saja dulu! Seiring berjalannya waktu, mari menambal kekurangan yang ditemui dan membaca lebih banyak lagi referensi.

Semangat juga untuk kawan-kawan seperjuangan, ganbatte ne! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh