Monozukuri : Amalan yang Dicintai Allah
Sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan dan mencari kebutuhan, mata tertumbuk pada satu barang yang terlihat sangat baik. Coba diselidiki, label made in Japan tertempel padanya. Pantasan bagus, buatan Jepang ini.
Pernahkah kalian berpikiran sama? Atau hanya aku saja yang pernah berpikir begitu?
Di Mesir sendiri, ada tiga jenis motor yang beredar di pasaran. Hindi atau dari India, Kori atau dari Korea, Shinny atau dari Cina dan Yabani atau dari Jepang. Orang-orang Mesir yang paham otomotif selalu merekomendasikan buatan Jepang untuk dimiliki. berkualitas selalu dikatakan yabani, atau buatan Jepang.
Buatan Jepang identik dengan kualitas yang baik. Mulai dari pemilihan bahan, detail tambahan yang mempercantik hingga kemasan yang lucu-lucu. Mereka seakan-akan punya kemampuan untuk terus memproduksi barang yang berkualitas tinggi, terlepas dari jenisnya.
Mempertahankan kualitas barang memang merupakan bagian dari budaya yang ditanamkan selama revolusi pola hidup sejak satu abad yang lalu. Sebuah filosofi bahkan dipopulerkan dan dijadikan sebagai identitas masyarakat Jepang. Monozukuri namanya, yang secara harfiah memiliki arti menciptakan sesuatu. Namun ia dimaknai dengan menciptakan sesuatu yang benar-benar berkualitas dan dapat memuaskan pengguna serta dapat juga memuaskan hasrat penciptanya. Konsep ini memiliki implikasi yang jauh lebih luas daripada arti harfiahnya, dimana terdapat semangat kreatif dalam menghasilkan produk unggul serta kemampuan untuk terus menyempurnakan proses.
Sebagai negara yang miskin sumber daya, Jepang terus meningkatkan bobot SDMnya agar bisa menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Pelatihan dan pembinaan yang aktif untuk buruh dan pekerja dipikirkan matang-matang, dan mereka tak merasa sayang mengeluarkan uang lebih untuk merealisasikan kualitas produk yang paling prima.
Konsep ini sebenarnya telah dikenalkan oleh Rasulullah sejak beratus tahun yang lalu. Beliau menjelaskan dalam sabdanya, bahwa,
إن الله يحب إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنه
Artinya :
Sesungguhnya Allah mencintai seseorang jika ia beramal dengan suatu amalan atau pekerjaan maka ia kerjakan dengan itqon.
Itqon sendiri merupakan sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti melakukan pekerjaan dengan penuh kesungguhan, menyelesaikannya sebaik mungkin yang ia bisa. Orang yang bekerja dengan itqon akan menghasilkan produk yang bermutu tinggi, bukan produk yang seadanya atau asal terlaksana.
Seorang muslim didorong untuk mengerjakan sesuatu dengan itqon, penuh kesungguhan. Rasulullah mengaitkannya dengan mahabbatullah atau kecintaan Allah pada orang-orang yang mengerjakannya. Dalam Islam, kecintaan Allah adalah tujuan tertinggi manusia dalam kehidupan. Maka meski tanpa penghargaan yang layak dari atasan misalnya, atau tidak adanya tuntutan untuk menghasilkan barang berkualitas tinggi, ia tetap berusaha memberikan hasil sebaik mungkin. Sebab bukan manusia, ada kecintaan Allah yang sedang dikejar.
Konsep monozukuri dari Jepang adalah sikap yang dicintai oleh Allah. Jika keridaan Allah telah diraih, maka sangat mudah menggapai kecondongan manusia di dunia. Sebab hati-hati mereka ada dalam genggaman-Nya.
Komentar
Posting Komentar