Sejarah Keagamaan Singkat
Seperti yang diketahui, Jepang adalah salah satu negara modern dan maju yang cukup disegani bangsa lain. Hal yang sering disebut-sebut sebagai penyebabnya adalah kebudayaan dan kebiasaan manusianya yang begitu apik dan teratur. Namun, apa benar kebudayaan Jepang yang diwariskan secara turun temurun adalah seperti apa yang kita ketahui?
Membahas peradaban suatu bangsa, sepertinya kurang afdol jika tidak mengintip sejarah yang mendasarinya. Apalagi jika ingin membandingkannya dengan nilai-nilai yang dikandung suatu ajaran.
Jepang atau Nippon pada mulanya dikenal dengan nama Negara Yamatai. Interaksi penguasa kepulauan Jepang dengan orang-orang dari dataran Tiongkok dan Korea yang dimulai pada abad ke-3 menyebabkan terjadinya pertukaran budaya dan menambah keterampilan penduduk. Selama hampir 300 tahun, Jepang mengirimkan delegasinya ke Tiongkok untuk mempelajari bahasa, sistem pemerintahan, budaya dan tekonologi.
Nama Nippon pun bermula dari interaksi antar negara ini. Dalam surat yang ditulis oleh pangeran Jepang, tercantum kata-kata "dari penguasa di negeri matahari terbit kepada penguasa di negeri matahari terbenam." Letak Jepang di sebelah timur Cina menyebabkan matahari terlihat lebih dulu terbit dari sana.
Nippon berasal dari huruf kanji nichi berarti matahari atau siang dan hon dalam kasus ini berarti asal. Arti kata itu "tempat asal matahari". Nama "Jepang" kemudian muncul didasarkan dari pelafalan orang-orang Tiongkok Cipangu, lalu perlahan dikenal sebagai "Japan" atau "Jepang" dan menjadi nama yang dikenal secara internasional.
Agama yang telah dianut secara turun temurun di Jepang adalah Shinto. Shinto berasal dari bahasa Cina yaitu Shen-Tao yang berarti jalan para dewa, pemujaan dewa, pengajaran para dewa atau agama para dewa. Akarnya adalah paham animisme, di mana mereka mempercayai bahwa semua gejala alam dan setiap benda dianggap memiliki pengaruh atau spirit. Benda-benda mati dianggap mempunyai jiwa yang harus dihormati.
Keyakinan ini timbul dari mitos-mitos turun temurun yang berhubungan dengan terjadinya negara Jepang. Setiap wilayah punya legenda dan dewanya masing-masing. Jika terjadi peperangan antar wilayah, dewa dari pihak yang menang akan dianggap lebih unggul dibanding dewa-dewa lain.
Lalu pada abad ke-4, agama Konfusius datang dan ikut mewarnai sejarah peradaban Jepang. Konsep ketuhanan yang dibawa dari Tiongkok ini sempat dijadikan pondasi Undang-undang di Jepang. Cita-cita luhur agama ini yang selalu menantang umat manusia untuk mewujudkan kesempurnaan dan realisasi diri tertinggi menjadi dasar filosofi nilai dan adat istiadat Jepang. Namun agama ini tidak begitu tertanam dalam masyarakat. Orang Jepang sendiri lebih menganggap Konfusianisme sebagai kode moral daripada sebuah agama.
Salah satu agama yang tercatat cukup tersebar di Jepang adalah ajaran Buddha yang pada era Asuka sekitar tahun 538 M hingga 710 M. Melalui Kerajaan Baekje, Korea, ajaran tersebut menyatu dengan harmonis dengan Shinto yang merupakan ajaran tradisional Jepang. Dari perpaduan dua agama ini, lahirlah agama Shinshūkyō. Hingga saat ini, mayoritas penduduk Jepang mengaku beragama Buddha dan Shinto, walaupun kini kebanyakan dari mereka sebenarnya tidak mempercayai adanya agama.
Agama lain yang masuk ke Jepang dibawa oleh misionaris dari Portugis. Mereka datang ke Jepang pada abad ke-16 untuk berdagang sekaligus menyebarkan agama Kristen (Katolik) pada penduduk. Namun karena terjadi konflik kepentingan dengan penguasa, rezim Tokugawa mengusir orang-orang Portugis dan melarang orang Jepang untuk pergi ke negeri-negeri Barat. Agama Kristen (Katolik) cukup sulit berkembang di sana, meski beberapa sekolah dibangun untuk memperkuat ajaran mereka.
Agama Islam sendiri baru dikenal oleh masyarakat Jepang pada abad ke-19 M. Melalui hubungan perdagangan dan niaga, pelaut Melayu memperkenalkan agama Islam pada orang-orang Jepang. Hubungan diplomatik antara Turki Usmani dan Jepang pada tahun 1890 juga membuka jalan lebih lebar, beberapa orang Jepang mulai memeluk agama Islam. Krisis minyak pada tahun 1973 juga ternyata memberi dampak, media massa secara menayangkan secara besar-besaran tentang dunia muslim dan khusunya kepada negara Arab akan pentingnya negara-negara ini terhadap ekonomi Jepang.
Komentar
Posting Komentar