100 Tahun Reformasi Pola Hidup
(Bersambung dengan tulisan sebelumnya)
Menyadari keterpurukan moral yang terjadi di negaranya, beberapa tokoh Jepang mendirikan sebuah asosiasi bernama Asosiasi Reformasi Pola Hidup Jepang. Adat istiadat yang dianggap buruk dikumpulkan satu per satu, dan dirumuskan sebuah reformasi. Daftar kebiasaan yang harus diubah serta metode-metode yang mungkin dilakukan dikumpulkan, lalu sang ketua asosiasi tersebut, Dohi Masataka menerbitkan buku yang diberi judul Reformasi Adat di Jepang.
Menurut sang penulis, reformasi adat tidak kalah penting dibanding reformasi di bidang politik, industri, hukum, dan sebagainya yang telah dilakukan pemerintah Jepang sebelumnya. Sebab, adat atau kebiasaan yang buruk dapat menyebabkan kemunduran negara.
Suatu kebiasaan hampir mustahil untuk diubah jika telah berakar pada jiwa-jiwa masyarakat, terutama jika keinginan untuk berubah itu tak muncul dari diri sendiri.
Karena itu, ia memutar otak dan mencari cara agar penduduk Jepang sadar akan pentingnya mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang tertanam di tengah masyarakat, baik itu yang terjadi secara turun temurun maupun adaptasi dari budaya negera barat yang kala itu sedang digandrungi oleh anak-anak muda. Menurutnya juga, Jepang harus selektif memilih kebiasaan untuk dipertahankan, mengambil kebiasaan yang baik walau dari budaya negeri yang jauh, dan membuang kebiasaan buruk, bahkan jika itu telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu.
Akan tetapi, ia sadar bahwa di dunia ini tidak ada kekuatan yang dapat melawan opini publik. Maka ia memulai dengan langkah-langkah pertama, seperti mendirikan cabang asosiasi reformasi adat di seluruh Jepang untuk menyadarkan tentang pentingnya reformasi adat, menerbitkan surat kabar dan majalah untuk membangun opini publik, dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam diskusi metode reformasi adat yang paling sesuai dengan kondisi saat itu.
Perubahan tidak akan terjadi secara cepat, perlu tahapan yang lumayan panjang. Jepang melalui proses reformasi bertahun-tahun lamanya, mengubah kebiasaan sedikit demi sedikit. Hasil 100 tahun lebih sejak reformasi pola hidup dicanangkan, itulah yang kita lihat pada Jepang hari ini.
Reformasi moral juga pernah dialami oleh bangsa Arab, yang dipelopori oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan dipandu langsung oleh Allah. Pada masa jahiliyah, bangsa Arab berada dalam keterpurukan moral yang nyata. Perbudakan dan pelacuran adalah hal yang normal, perempuan diperlakukan seperti benda yang tidak ada harganya, bahkan seorang anak bisa menikahi ibu tirinya. Miras menjadi minuman yang dikonsumsi sehari-hari, mereka kerap kali mabuk dan berbuat kerusakan di sekitar. Perang antar suku seperti rutinitas yang terus berulang, dan pencetusnya adalah hal yang biasanya remeh.
Meski demikian, bangsa Arab juga memiliki sifat mulia yang tidak dimiliki bangsa lain. Sifat-sifat seperti kedermawanan, kejujuran, keberanian dan loyalitas mengakar kuat dalam kebudayaan mereka.
Islam datang memberikan pendidikan moral dengan cara yang sangat baik. Mempertahankan budaya yang mulia dan memperbaiki kebiasaan yang kurang baik sedikit demi sedikit, hingga masyarakat berhasil lepas dari keterpurukan moral. Selama kurang lebih 23 tahun, Rasulullah mendakwahkan Islam dan menjunjung tinggi akhlak yang mulia. Sampai-sampai beliau pernah bersabda,
إنما بعثت لأتمم مكارم الاخلاق
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Melalui nilai-nilai moral yang tertanam dalam diri-diri sahabat dan generasi setelahnya, Islam berhasil menguasai hampir sepertiga dunia. Orang-orang di seluruh negeri berbondong-bondong masuk ke dalam Islam karena takjub atas moral masyarakat yang dibangun oleh ajaran agama ini. Sikap pantang menyerah, kebiasaan baik sebelum tidur dan ketika bangun, hingga hal terkecil seperti cara buang air pun diperhatikan.
Moral begitu penting dalam kehidupan bermasyarakat, hingga terkadang menjadi poin atas kemajuan suatu negara. Lalu nilai-nilai apa saja yang ditanamkan pada masyarakat Jepang yang mempengaruhi kemajuan negaranya kini?
Komentar
Posting Komentar