Gak Ada Bahasa yang Susah!

Bahasa Arab susah? Gak juga sih. 

Setelah menjalani lika-liku belajar bahasa di Arraayah, pandanganku terhadap pengetahuan bahasa baru berubah. Tidak ada bahasa yang susah. Hanya butuh penggunaan, dengar, dan latihan yang banyak. 

Buktinya? Semua bayi di dunia ini bisa berbicara dengan bahasa ibu yang berbeda-beda dalam waktu yang relatif sama. Pada usia dua tahun, bayi sudah mampu berbicara kalimat sederhana terlepas dari bahasanya. Bahasa Rusia atau bahasa Indonesia sama saja, kuncinya terletak pada sang ibu atau pengasuh yang menjaganya. Apakah ia sering diajak bicara, atau pasif sehingga tabungan kosa katanya kurang. 

Seperti bayi, orang dewasa yang ingin belajar bahasa baru juga harus sering-sering mendengar serta menggunakan berbagai kosa kata yang ada. Di situlah peraturan ketat Arraayah bekerja. Mahasiswa baru hanya punya kesempatan tiga bulan sebelum harus meninggalkan bahasa ibunya. Setiap hari, ratusan hingga ribuan mufrodat wajib dihafalkan. Para senior pun tak boleh sengaja menggunakan bahasa Indonesia di depan mahasiswa baru, kecuali dalam hal-hal darurat. Berbagai cara ditempuh agar mengerti, walau harus dengan isyarat. 

Hasilnya, bahasa Arab melekat di lisan para mahasiswa. Setahun menjalani hari-hari dengan lingkungan demikian bahkan menjadikan mereka 'lupa' dengan bahasa ibu sendiri. Temanku bahkan pernah merasa lebih fasih berbahasa Arab dibanding bahasa Indonesia. Sebab selama setahun penuh, ia jarang ke luar area kampus dan ketika menelpon pun menggunakan bahasa Jawa. 

Lidah yang terbiasa takkan merasa terbebani, seperti bicara sehari-hari saja. Sambil mengunyah, bertengkar, bahkan ngigau pun memakai bahasa Arab. Berbicara bahasa baru bisa semudah itu. 

Mungkin akan terasa berat di awal, terutama jika kemampuan tersebut ingin didapatkan dalam waktu singkat. Toh, bayi saja butuh dua tahun agar mampu berbicara. Jadi nikmati saja setiap perjuangannya, sebab tak ada hasil yang instan. Butuh proses dan usaha agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Semangat!