Penjara Suci
Dari 15 hektar tanah yang diwakafkan untuk Arraayah, 1,5 hektar di antaranya adalah qism banaat atau kompleks keputrian. Walau hanya 10% dari total keseluruhan, bagian ini menjadi pusat aktivitas mahasiswi Arraayah. Karena dibatasi oleh pagar besar dan tembok yang menjulang, hijab kami terjaga di sana. Setiap lawan jenis yang akan masuk harus melalui pos izin terlebih dahulu, dan menunggu sejenak setiap dari kami masuk ke gedung-gedung.
Gedung utama yang terletak di tengah, kami sebut madrasah. Di sanalah proses belajar mengajar berlangsung. Bagian tengah berupa aula besar dengan hamparan sajadah panjang nan lebar. Shalat berjamaah dua waktu dilaksanakan di aula tersebut, sedangkan tiga waktu gelap lainnya diadakan di masjid lantai dua. Ruang dosen perempuan dan tata usaha, berdampingan dengan kelas-kelas kuliah yang punya desain yang unik.
Kelas-kelas kuliah telah dimodifikasi sedemikian rupa agar para asatdizah atau dosen laki-laki bisa leluasa mengajar tanpa fitnah. Ruangan khusus disediakan di bagian depan, dengan pintu yang berbeda. Para dosen tak harus melewati area perempuan untuk mencapai ruangan tersebut. Tembok kaca sebagai sekat pun dipasang menghalangi.
Di sekitar madrasah, dua gedung asrama tempat tinggal para mahasiswi dibangun bersahaja. Dua belas kamar berjejeran dalam satu lantai. Setiap kamarnya diberi nama shohabiyyah, dan terkategorikan berdasarkan lantai tempat tinggalnya. Lantai pertama adalah nama-nama perempuan dalam Al-Quran dan yang tidak sezaman dengan nabi. Lantai dia adalah nama-nama shohabiyyah yang sezaman dengan nabi. Dan lantai tiga adalah nama-nama para istri nabi.
Selain gedung asrama khusus mahasiswi, di bagian samping kompleks juga berdiri gedung asrama untuk para pekerja. Sebagian besar koki, mereka harus menginap untuk mempersiapkan makanan para mahasiswi sejak jam 2 malam. Dapur dan ruang makan besar yang dibangun outdoor mulai diramaikan oleh para mahasiswi sejak pukul 4 subuh, terutama bagi yang berniat puasa pada hari itu.
Dalam area ini, mahasiswi Arraayah beraktivitas dan mengumpulkan bekal-bekal pengetahuan. Kami sering menjulukinya sijn muqoddas atau penjara suci. Terkadang, begitulah rasanya berada di dalam sana. Terpenjara. Namun, keadaan seperti ini sekali-kali dibutuhkan untuk menempa diri sendiri menjadi lebih baik.
Komentar
Posting Komentar