Bus Delapan Puluh Coret (Bagian 2)
Kriiing!
Bel sekolah terdengar nyaring, mengalahkan suara gaduh para siswa yang berlarian menuju kelas masing-masing. Aisyah yang menetap di bangkunya selama jam istirahat hanya memasukkan kotak bekal yang telah kosong dan memperbaiki posisi duduk. Guru matematika kesukaannya sebentar lagi tiba.
"Ay, Bu Sumi manggil tuh, ke ruangannya. Udah diizinin ke Pak Nusa katanya," ketua kelas yang baru saja duduk di sampingnya segera mencolek bahu Aisyah. "Kayaknya lomba lagi."
Aisyah menghela napas. Ia kemudian beranjak dari kursinya setelah berkata pelan,
"Ok, makasih."
Lorong kelas yang hening meriuhkan pikirannya.
Lomba ya? Kalau Bu Sumi yang manggil, kemungkinan lomba nulis lagi. Kalau karya ilmiah, enaknya buat apa ya?
Tapi... Harus Bu Sumi, ya?
Lamunannya terhenti ketika kakinya mulai melangkah masuk ruang guru. Suasana juga cukup sepi, sepertinya para guru sudah berangkat ke kelas masing-masing. Bagian TU menyapa dari jauh. Ia segera melangkah ke ruang Bu Sumi yang masih menjadi bagian dari ruang guru. Wakil kepala sekolah, begitu bunyi tulisan yang tergantung di depan pintu.
"Masuk!" Aisyah memutar gagang pintu pelan dan aroma segar mint segera tercium oleh hidungnya. Beberapa tanaman hias langka tertata apik di setiap sudut. Bu Sumi hari ini mengenakan pakaian pink soft--yang sebagaimana penampilannya sehari-hari-- selalu senada dari atas hingga bawah.
"Ay, udah sampai ya?"
Pertanyaan basa-basi yang basi. Jawaban Aisyah keluar di kepalanya.
"Ya ampun, Ay. Kan ibu dah bilang berkali-kali. Kalau pakai jilbab yang sewajarnya aja, ga usah pakai kepanjangan gitu. Tuh seragam kamu sampai ga kelihatan," lirikan mata Bu Sumi selalu berhenti pada jilbab yang Aisyah kenakan. Telinganya sudah kebal mendengar ocehan Bu Sumi. Ia hanya akan serius ketika Bu Sumi mulai membahas lomba yang harus diikutinya kali ini.
"Nah, ini Ay. Informasi lomba yang kamu tunggu. Bukan karya ilmiah, tapi puisi. Sanggup ga?"
Puisi? Kalimat menye-menye yang selalu ngomongin cinta? Males ah!
Bersambung.
Komentar
Posting Komentar