Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Ummi

Setiap memandang Nusaibah di segala kondisinya, selalu kuingat sosok ummiku di rumah nun jauh sana. Ummi pasti melewatkan beberapa momen yang kurasakan juga saat ini. Bisa dibilang hampir semuanya, terlepas dari perbedaan karakter dan cara didik. Merasakan sakitnya kontraksi yang tiada duanya. Mengasuh anak tanpa bantuan sanak saudara. Menjadi seorang ibu di negeri orang, yang iklim, budaya dan adat istiadatnya tentu jauh berbeda dibanding tanah air. Kurang tidur sebab anak rewel tengah malam, bingung dalam menghadapi perkembangan anak, dan masih banyak lagi bukti cintanya yang tak lekang oleh waktu. Hingga detik ini. Ummi bahkan melaluinya dalam versi yang lebih berat, dibandingkan aku yang belum setahun menyemat gelar ibu. Mendidik tiga orang anak, kehilangan bayi di saat masih lucu-lucunya. Kemudian terus bertahan, menjalani peran sebagai ibu sekaligus tulang punggung keluarga selama bertahun-tahun. Mengesampingkan segala ego untuk anak-anaknya yang kadang masih suka mementingkan e...

Perjuangan Nusaibah

Senja itu, kembali buku-buku sejarah mengelilingi diriku. Kubuka lembaran salah seorang sahabat yang mulia. Tertulis tentangnya, seorang pejuang sejati, sahabat jalilah, dengan agama yang kuat, keshalihan yang utuh, perjuangan tanpa henti, dan bertopang pada dirinya sendiri. Bagaimana beliau di umur belianya, sudah begitu mencintai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.  Di tengah masyarakat yang sama sekali belum mengenal Islam. Beratus kilo meter rentang jarak yang memisahkannya. Dan ketika pertemuan itu terjadi, beliau selalu menjadi orang nomor satu dalam mendukung Nabi. Keluarganya ia wakafkan untuk kepentingan ummat. Namanya selalu dikenal sebagai pahlawan perang. Dan dia adalah seorang perempuan.  Beliau bernama Nusaibah Bintu Ka’ab atau biasa disapa Ummu Imaroh. Seorang wanita dari bani Najjar, suku Khazraj. Ketika hanya segelintir manusia yang mengenal dan beriman kepada Rasulullah di kota bernama Yastrib saat itu, Allah menakdirkan wanita ini menjadi salah satu pen...

Keteladanan Kepimpinan Dzulkarnain 2

3. Memperhatikan kondisi rakyatnya, dan tidak asal menggugurkan kewajibannya sebagai pemimpin.  Sebagaimana yang beliau lakukan ketika rakyatnya meminta agar dibangunkan tembok yang besar untuk menghalangi mereka dari Ya’juj dan Ma’juj. Maka beliau melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya hingga terbangunlah tembok yang sangat besar dan tinggi, bahkan diriwayatkan bahwa tak ada bangunan di muka bumi ini yang lebih kuat dibandingkan bangunan tersebut.  4. Tidak tamak terhadap harta dunia.  Ketika ditawarkan kepadanya upah untuk membangun tembok, beliau menolak dan mengharapkan balasan dari sisi Allah.  ﴿ قَالُوْا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِنَّ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلٰٓى اَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا قَالَ مَا مَكَّنِّيْ فِيْهِ رَبِّيْ خَيْرٌ فَاَعِيْنُوْنِيْ بِقُوَّةٍ اَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا ۙ ﴾ “Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat ker...

Keteladan Kepemimpinan Dzulkarnain

Di dalam kisah Dzulqarnain terdapat ibrah yang bisa kita ambil, terutama untuk para pemimpin. Di antaranya ialah :  1. Menjadi raja shalih yang beriman. Dzulqarnain merupakan seorang raja yang diberi kekuasaan di Timur dan Barat, namun beliau tidak menyekutukan Allah atas jabatan yang ia dapatkan. Beliau menyandarkan segala sesuatu yang ia dapatkan kepada Allah dan akan kembali kepada Allah.  2. Merupakan raja adil yang memperlakukan setiap orang dalam kedudukannya.  Allah mengisahkan perjalanannya :  ﴿ حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِيْ عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَّوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا ەۗ قُلْنَا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِمَّآ اَنْ تُعَذِّبَ وَاِمَّآ اَنْ تَتَّخِذَ فِيْهِمْ حُسْنًا قَالَ اَمَّا مَنْ ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهٗ ثُمَّ يُرَدُّ اِلٰى رَبِّهٖ فَيُعَذِّبُهٗ عَذَابًا نُّكْرًا وَاَمَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهٗ جَزَاۤءً ۨالْحُسْنٰىۚ وَسَنَقُوْلُ لَهٗ مِنْ اَمْرِنَا يُسْرًا ۗ ﴾ “Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahar...

Krisis Keteladanan

Salah satu krisis terbesar yang melanda dunia ini adalah krisis keteladanan.  Akibat yang ditimbulkan lebih besar dibanding krisis air, makanan, dan lain-lain. Manusia di era milenial, khususnya para pemuda penerus bangsa merasa bingung menentukan teladan yang bisa menjadi panutan dalam hidupnya. Mereka menjadikan superhero buatan manusia menjadi rujukan, berkhayal agar memiliki kekuatan super agar bisa berbuat kebaikan. Padahal jika kita mempelajari kembali, Allah telah mencantumkan banyak sekali kisah dalam sejarah yang bisa menjadi teladan bagi kita semua. Para nabi dan rasul yang diabadikan oleh sejarah, bisa menjadi role model bagi remaja generasi masa kini yang membutuhkan teladan. Selain itu, begitu banyak kisah hamba Allah yang bisa dijadikan contoh. Salah satu keteladan pemimpin yang bisa kita ambil contoh ialah, kisah Dzulqarnain di dalam Al-Quran.   Allah berfirman :  ﴿ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنْ ذِى الْقَرْنَيْنِۗ قُلْ سَاَتْلُوْا عَلَيْكُمْ مِّنْهُ ذِكْرًا ۗ اِنّ...

Kisah Saba 3

Dua kebun itu sangat luas dan terletak di hamparan lembah antara dua gunung di Ma’rib. Subur tanahnya, sehingga menghasilkan bermacam-macam buah. Di antarnya, mengalir air yang kemudian mereka bangun bangunan yang menjadikan air tersebut dapat naik ke atas (diriwayatkan bahwa ia semacam bendungan) dan menjadi sumber penghidupan kebun tersebut. Kebun tersebut sangat subur, hingga diriwayatkan oleh Qotadah bahwa jika seorang wanita masuk ke dalam kebun dan di atasnya keranjang, maka akan penuh keranjang itu oleh buah yang jatuh karena telah matang. Dan di negeri mereka tak ditemukan jenis-jenis hama, serangga, maupun binatang yang merusak. Dengan kenikmatan yang mereka dapatkan, Allah memerintahkan mereka sebagaimana dalam firman-Nya :   “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS. Saba, 34 :15)  Qotadah -Rahimahullah- berkata, “Rabb kali...

kisah saba 2

Saba’ sendiri merupakan nama seorang pria dari bangsa Arab. Sebagaimana dalam hadits Farwah bin Musaik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah ditanya oleh seorang laki-laki, “Ya Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang Saba’. Apakah Saba’ itu? Apakah dia itu (nama) suatu tempat ataukah (nama) wanita?” Rasulullah menjawab,  ليس بأرض ولا امرأة ولكنه رجل ولد عشرة من العرب, فتييامن ستة وتشاءم أربعة. “Ia bukanlah (nama) suatu tempat dan bukan (pula nama) wanita, tetapi dia adalah seorang laki-laki yang memiliki sepuluh anak dari bangsa Arab. Enam orang dari anak-anaknya menempati wilayah Yaman dan empat orang menempati wilayah Syam.” (HR. Abu Dawud, no. 3988) Dalam riwayat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhumaa terdapat tambahan, “Adapun yang menempati Yaman, mereka adalah : Madzhij, Kindah, Al-Azd, Al-Asy’ariyun, Anmar dan Himyar. Adapun yang menempati Syam, mereka adalah : Lakhm, Judzam, Amilah, dan Ghassan.” (HR. Ahmad no. 316) Pada zamannya kerajaan Saba’ terkenal dengan kekuata...

Kisah Saba 1

Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan),  “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon Sidr.  Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. Dan Kami jadikan antara mereka (penduduk Saba’) dan negeri-negeri yang Kami berkahi (Syam), beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di negeri-negeri itu pada malam dan siang har...

Kabar Gembira

Beberapa hari terakhir, mahasiswa Al-Azhar disibukkan oleh rentetan ujian termin dua. Sebagai penentu kelulusan satu-satunya, belajar menjadi kegiatan yang sering ditemui di hari-hari ini. Ujian terakhirku adalah maddah Al-Quran. Hari Senin secara tulis, lalu Rabu lusanya secara lisan alias tanya jawab langsung.  Setiap kali hafalan Al-Quran harus diujikan, disitu pula tadabbur bisa dilakukan. Bagaimana tidak, mengulang-ulang ayat yang sama berkali-kali agar bisa terhafalkan. Rugi sekali jika tak ada hikmah satu pun yang nyangkut dan bisa mengingatkan dalam kehidupan ini.  Salah satu ayat yang kubaca lamat-lamat, adalah ayat dalam surah kedua dalam Al-Qur'an, Al-Baqarah. Ayat tersebut mengabarkan bahwa Allah akan menguji dengan ketakuan, kelaparan, dan kekurangan.  Inikah yang sedang dirasakan oleh saudara-saudara kita di Palestina? Di Suriah? Di Rohingya? Diuji oleh Allah dengan tiga jenis sekaligus, berusaha bertahan dalam keimanan di tengah bom yang meledak-ledak....

lupa

Membaca kembali helai demi helai kertas buku diary yang kupunya, selalu memberikan arti sendiri. Hai, aku masih di sini, di negeri para anbiya. Mendengar kicauan burung di langit, dan gonggongan anjing di pagi hari. Mendengar sayup-sayup rasa hangat yang menyapa melalui celah jendela yang sempit. Panas, dingin, lalu kembali musim panas. Begitu saja, mempertanyakan pencapaian apa yang telah didapatkan setelah merasakan berbagai selang-seling musim di negeri orang. Beginikah perasaan jiwa-jiwa pencari jati diri? Selalu merasa gelisah menentukan arah, mencari jalan yang pulang untuk sebuah akhir yang baik.  Tidak. Saat ini aku tak membahas tentang waktu dan apa-apa yang berkaitan dengannya. Walaupun membaca lembaran-lembaran kisah yang terekam selalu mengingatkanku tentangnya. Namun, sebagiamana ia mengingatkan tentang waktu, ia juga mengingatkan diriku untuk tak lupa bersyukur.  Keluh kesah, kesedihan, dan kegelisahan begitu banyak tertuang pada ujung-ujung pena yang sudah menge...

Just Do It

Bingung harus gimana lagi?  Yang harus kamu lakukan, hanya lakukan saja terus!  Hai, khususnya kalian para pejuang penghafal Al-Qur'an. Hafalan yang melekat dalam hati-hati manusia adalah bagian dari kehendak Allah. Sebagaimana pun usaha yang diperbuat, itu terserah Allah. Sesungguhnya Allah sangat mampu menjadikan hamba-Nya hafal, dan juga sebaliknya. Tapi Allah melihat usaha hamba-Nya. Sebuah proses jatuh bangun tuk mencapai tujuan yang diinginkan, dalam hal ini menghafal Al-Qur'an.  Seimbangkan saja semuanya. Jangan menzhalimi diri sendiri. Tahu apa arti zholim? Menaruh sesuatu tidak pada tempatnya. Membiarkan tubuh berteriak meminta jatah istirahat. Atau perut keroncongan hingga lemas tak berdaya. Jangan terlalu tergesa dalam mendaki, apalagi jika gunungnya tinggi dan curam. Salah-salah, bisa jatuh tergelincir. Lalu menyerah dan memilih mundur karena tak tahu harus mulai dari mana lagi.  Ingat, tuhanmu adalah Allah. Dzat yang Maha Mampu dan Memampukan. Terus memi...

Waktu

"Wal 'Asr. Demi waktu." (QS. Al-Asr ayat 1)  Kalian tahu? Ketika Allah menyisipkan salah satu makhluknya sebagai sumpah, maka kita harus memperhatikannya. Sedangkan di dalam Al-Qur'an, Allah bersumpah menggunakan satuan waktu bukan hanya sekali. Wal 'Asr, demi waktu. Waddhuhaa, demi waktu dhuha. Wal fajr, demi waktu subuh. Dan seterusnya.  Hal ini mengaskan butuhnya perhatian kita terhadap sang waktu, yang tak pernah berhenti walau seperseribu detik pun. Tak ada kata nanti bagi mereka yang telah tiba waktunya. Waktu kan terus melangkah. Ia takkan pernah berhenti sejenak menengok, memastikan keberadaan kita. Walau speaker terbesar digunakan untuk memanggilnya kembali. Kalian tahu? Allah melanjutkan firman-Nya setelah bersumpah atas nama waktu, kita benar-benar dalam kerugian. Menggunakan huruf lam, 'lafii khusrin'. Penggunaan huruf lam dalam bahasa Arab adalah untuk menegaskan, kalimat penegasan bahwa kita benar-benar akan merugi jika menyia-nyiakan sang ke...

Jadi Baik

A : Bolehkah aku membalas rasa sakitku?⁣ ⁣ B : Segitu dalamnya kah ia melukaimu?⁣ ⁣ A : Bukankah membalas rasa hatiku juga termasuk bagian dari qisas? Bahkan pujangga selalu mengulang-ulang, sakit hati bisa lebih perih dibanding irisan pisau di kulit.⁣ ⁣ B : Bisa jadi. Tapi tidakkah kamu ingin menjadi bagian dari mereka yang disebut di dalam Al-Qur'an, dan mendapat keutamaan memaafkan orang lain? Alih-alih memilih untuk memberi qisas. Mencontoh nabi itu hal yang baik loh.⁣ ⁣ A : Tapi aku bukan nabi. Bukan pula seorang shalih, apalagi ulama. Tingkat keimananku belum mencapai titik itu. ⁣ ⁣ B : Bukan. Bukan itu alasan bagi kamu untuk berkata tidak bisa. Karena berbuat baik adalah pilihan. Memaafkan adalah sebuah pilihan. Dengannya kita bisa menjadi orang baik, bukan sebaliknya. Menunggu menjadi orang baik agar mulai berbuat kebaikan. Allah akan menjadikan mu sesuai dengan apa yang engkau perbuat. ⁣ ⁣ A : Apakah aku bisa jadi orang baik? Apakah aku bisa mengubah diriku sendiri?⁣ ⁣ B :...

Dibalik Sederet Nilai

Gambar
Dibalik sederet nilai ini, ada jiwa suami yang selalu pengertian. Tak menuntut banyak atas pelayanan yang harus kuberikan. Alih-alih protes, tugas-tugas rumah tangga diambil alih olehnya. Rumah berantakan pun tak jadi bahan perdebatan yang memancing emosi. Gerutuan sang istri pun dihadapinya dengan selusin senyuman.  Dibalik sederet nilai ini, ada kepekaan yang berarti besar pada setiap detik kehidupan. Tahu ketika tubuh mulai lelah dan butuh istirahat. Paham akan kekhawatiran sang pelajar yang juga harus membersamai buah hati untuk pertama kalinya. Hadiah-hadiah kecil menjadi hiburan yang tak ternilai harganya.  Dibalik sederet nilai ini, ada perjuangan seorang suami yang selalu dikerahkan untuk keluarga kecilnya. Walau sama-sama berjuang bersama tumpukan kertas dan pena, mengais rezeki masih tetap jalan di sela waktu luang. Letih dan lelah raga menjadi kudapan sehari-hari, demi mendapatkan sesuap nasi tuk dimakan esok.  Dibalik sederet nilai ini, tak terhitu...

Hai Diriku

Halo, Zuhdina Gazali.  Kamu hebat.  Kamu ibu yang hebat, dan juga istri yang baik. Terima kasih sudah berjuang sejauh ini.  Terima kasih sudah terus mendampingi kekasihmu, terus berusaha menyenangkan hatinya. Kamu sudah berjuang. Hanya saja, terkadang ada banyak perbedaan, bukan? Kamu perempuan dan dia laki-laki. Kamu yang didominasi oleh perasaan, sesering bagaimana pun dulu logikamu digunakan. Sedangkan suamimu adalah laki-laki yang mengandalkan akal, walaupun ia terlihat 'berperasaan' jika dibanding laki-laki lain. Tetap saja dia laki-laki.  Kamu sudah punya niat yang baik, ingin membahagiakannya. Ingin mendapatkan ridhanya, menjalankan titah Rabbmu. Jangan merasa bersalah jika melakukan sedikit kesalahan. Jangan terpuruk dalam setiap kekurangan, manjakan suamimu dengan kelebihan yang kau punya.  Terima kasih sudah berjuang melahirkan di tempat yang jauh dari sanak saudara, bertahan walau rasanya berbeda. Terus bertumbuh, menjadi pribadi yang lebih baik dari ...

Penjajahan dalam Amanat Konstitusi

Bagiku, pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang dibaca setiap minggu pada masa-masa sekolah dulu ternyata masih sekedar tulisan di atas kertas. Butuh perenungan yang lebih dalam atas apa yang pejuang pikirkan, sehingga setiap maknanya bisa masuk dan bukan sekedar kata-kata yang diucapkan lantang setiap hari Senin. Bukan sekedar kalimat formalitas yang dibacakan dalam upacara-upacara.⁣ ⁣ Dalam aline pertama, dituliskan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Dan oleh karena itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bukankah jika ditelaah lebih dalam, setiap katanya mengandung makna yang berarti? Bahwa Indonesia mengakui bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Bahwa Indonesia tidak menyetujui adanya penjajahan dalam bentuk apa pun di muka bumi ini. ⁣ ⁣ Bahkan di alinea terakhir, pembukaan undang-undang dasar menegaskan bahwa ia akan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian ab...