Diingat Seperti Apa?
Malam hari tiba, namun mata belum mau diajak terpejam. Pikiran demi pikiran berkecamuk, silih berganti menduduki pikiran. Lalu, merenung sejenak. Bahwa seluruh manusia di muka bumi ini memiliki siklus yang sama. Lahir, dibesarkan sebagai bayi, lalu anak-anak, kemudian mengenyam pendidikan hingga tingkat tertentu, bekerja, menikah, menua, kemudian mati.
Hanya saja, tidak semua manusia melalui semua siklus. Ada yang lahir, lalu mati. Ada yang sempat mengenyam pendidikan. Ada yang Allah panjangkan umurnya, lalu ia menutup usia di masa tua.
Tak ada yang tahu kapan ajal 'kan menyapa, dan itu sebenarnya bukan hal yang penting tuk direnungkan. Ada pertanyaan penting yang harus kita jawab kelak, ketika Allah memanggil kita pulang.
Berapa banyak tangisan ketika ia dikuburkan?
Berapa banyak hati yang mengingat namanya?
Berapa banyak jiwa yang termanfaatkan karenanya?
Dan yang terpenting, sudahkah kita menutup usia dengan sebaik-baiknya?
Kita umat manusia diciptakan dan ditempatkan di atas bumi untuk menjadi “khalifah” di muka bumi. Menjadi rahmatan lil ‘alamiin. Menyebarkan kebaikan di atas muka bumi ini. Mengemban amanah memelihara bumi yang telah Allah ciptakan. Maka berapa banyak manusia yang telah melaksanakan amanah sebaik-baiknya yang diberikan oleh Allah?
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dinobatkan menjadi manusia terbaik. Ribuan perkataannya diabadikan dan dijaga agar tak berubah selama empat belas abad lamanya. Dengan itu, milyaran bahkan trilliyunan manusia mendapat petunjuk untuk hidup. Hampir seluruh manusia mengenalnya, baik yang mengikuti jejaknya, maupun yang memilih untuk menyelisihi langkahnya.
Kemudian, ada jutaan manusia di dunia yang sosoknya diabadikan oleh sejarah. Namanya diabadikan sebagai teladan, pun ada pula sebagai yang kejahatannya terabadikan. Sekali lagi, akan seperti apa kita di akhir nanti?
Cairo, 15 April 2021
#30dwc #30dwcjilid29 #day25
Komentar
Posting Komentar