Qonatir, Bukan Sekedar Destinasi Wisata

Melalui ujian selama dua minggu, ditemani si sulung ternyata cukup menguras tenaga juga pikiran. Apalagi, belajar jadi pakai SKS alias sistem kebut semalam akibat waktu yang terpotong oleh agenda lahiran dan adaptasi sebagai orangtua baru. Si doi memutuskan bahwa kita butuh liburan. Jalan-jalan ke tempat yang terbuka, refreshing melihat yang hijau-hijau. Agar bisa kembali fresh dan memulai kembali aktifitas normal.

Awalnya, kami merencanakan untuk pergi ke hadiqoh atau taman di kota. Namun rasanya kok terkesan biasa saja. Lalu wacana tersebut tertunda beberapa kali, hingga akhirnya ada yang mengajak ke Qonatir. Boleh juga tuh, di sana juga ada hadiqohnya.

Al-Qanatir Al-Khairiyyah atau kita mengenalnya dengan Qonatir adalah salah satu tujuan wisata masisir (mahasiswa Indonesia di Mesir) yang berada di pinggir sungai Nil. Tempatnya tidak begitu jauh, hanya beberapa kilo dari kampus. Budget yang dibutuhkan terjangkau, membuat Qonatir menjadi salah satu destinasi yang cukup diminati para masisir.

Bus dan tremko (sejenis angkutan umum) adalah transportasi andalan yang bisa digunakan untuk ke sana. Waktu perjalanan menghabiskan sekitar dua jam untuk sampai di tujuan. Kata si doi, kalau menggunakan kendaraan pribadi ataupun uber, sejam mungkin sudah sampai. Namun karena bus serta tremko memiliki rute sendiri yang sedikit berputar, waktu yang dihabiskan jadi lebih lama. Menjadi tantangan tersendiri untuk bepergian selama dua jam dengan membawa bayi berumur lima bulan.

Menurut mbah google, Qonatir merupakan perkampungan yang kadang digunakan sebagai tempat militer. Namun, view yang disediakan di sana membuatnya lebih terkenal sebagai destinasi wisata. Padang rumput yang luas beserta pohon yang cukup rimbun bisa menjadi tempat piknik yang asyik sambil memandangi terusan sungai Nil. Khususnya jika senja telah menyapa, ia akan menjadi pemandangan yang eksotis nan mengesankan. Perjalanan sering kali ditutup dengan menaiki perahu, menyusuri sungai Nil ditemani angin sepoi-sepoi.

Qonatir memang tidak seterkenal Tahrir, titik yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang asing menikmati pemandangan Nil yang terkenal. Di sana lebih banyak hotel yang dibangun, dan lebih banyak kuliner yang dijajakan. Namun untuk para mahasiswa, kunjungan seperti ini cukup menyenangkan. Membawa alas untuk duduk dan bekal, kami bisa menikmati makan siang sambil memandangi Nil.

Sekian, maaf kalau kurang berkesan. Tulisan ini dibuat ketika mood penulis sedang kurang untuk menulis. Insyaa Allah soon akan diedit.

Cairo, 30 Maret 2021

#30dwc #30dwcjilid29 #day9

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah?

Persiapan Keberangkatan (2)

Kail Pemancinh