Menikah Tanpa Cinta(?)
Jangan menikah hanya karena cinta. Hal vital yang harus dipastikan adalah kedua insan siap saling berkomitmen. Berkomitmen dalam menghargai pasangannya masing-masing, serta melaksanakan kewajiban yang harus dia lakukan.
Bukan tak mungkin, cinta akan bertumbuh seiring berjalannya zaman. Pria mana yang nggak akan jatuh cinta kepada wanita yang terus melayani hidupnya 24 jam. Sedang itu kewajiban seorang istri, melayani suaminya sesuai dengan kesanggupan. Menaatinya selama itu bukanlah hal yang dilarang agama.
Wanita mana yang nggak akan jatuh cinta terhadap pria yang terus mengayomi dan melindunginya sepanjang hidup. Seperti yang diketahui, itulah kewajiban seorang suami. Memastikan kebutuhan sandang pangan dan papan istri terpenuhi. Menjaga istri dari berbagai gangguan.
Ketika sudah saling jatuh cinta, semuanya akan terasa lebih mudah. Istri akan bahagia melayani suaminya dan suami merasa bahagia mengayomi istrinya. Badai-badai perbedaan akan mudah termaafkan. Jalan keluar dari segala masalah akan mudah ditemukan.
Makanya, ta'aruf bukan soal "Apakah kamu mencintaiku sehidup semati?" Tapi soal kebiasaan-kebiasaan dan pola hidup yang sudah terbentuk dalam keluarga. Kemudian memastikan jarak perbedaan itu tak menganga bagai jurang yang tak bisa dilampaui. Serta memastikan bahwa setiap individu sanggup menjalani komitmen dengan corak kebiasaan yang bermacam-macam. Kalau rasanya nggak sanggup hidup dengan seseorang yang terbiasa makan steak di mall, sementara kita ditraktir di warung kaki lima saja sudah senang, maka cari yang lain. Kalau sanggup, ya wes lanjutkan.
Tentu saja hal ini dicari tahu setelah memastikan kadar agama yang dimiliki masing-masing calon. Karena khosyah kepada Allah dan taqwa adalah bekal bagi setiap pasutri muda, agar bisa komitmen di awal dan bertahan hingga akhir. Terus menjalankan kewajiban ketika rahasia sang pasangan tersingkap, dan beberapa tidak seperti yang diharapkan.
Satu lagi tambahan. Allah telah berjanji memberikan tiga hal bagi siapa-siapa yang menikah. Pertama, sakinah yang berarti ketenangan. Lalu mawaddah yang berarti rasa cinta. Kemudian rahmah yang berarti rasa kasih. Terutama bagi mereka yang menikah untuk mencari ridha Allah.
So, menikah tanpa rasa cinta? Siapa takut :)
Komentar
Posting Komentar